Bagi pewarta foto, memotret demo menjadi salah satu agenda ”favorit” dan menjadi semacam ”kompetisi” untuk mendapatkan gambar-gambar terbaik, terlebih jika demo itu berskala masif. Gambar yang dinamis dan subyek yang beragam menambah kekuatan pesan yang akan disampaikan para demonstrasi. Dalam dunia pewarta foto, gambar yang kuat adalah saat pesan dari gambar tersebut dapat tersampaikan langsung kepada pembaca. Visual demo foto, seperti poster, spanduk, aksi teatrikal, dan kemarahan, menjadi pesan yang tertangkap dalam satu frame. Namun, foto demo tidak melulu foto keras yang berteriak dan mengentak, selalu ada momen-momen unik di antara itu semua.
Kamis (22/8/2024) pagi, pesan masuk dari grup Whatsapp redaksi yang menugaskan saya meliput demonstrasi di depan Kompleks Parlemen terkait penolakan revisi UU Pilkada dan mengawal putusan MK yang menyamakan ambang batas syarat pencalonan kepala daerah dari jalur partai politik (parpol) dengan jalur perseorangan. Demo yang berlangsung pada Kamis itu diprediksi akan masif dan juga terjadi di kota-kota selain Jakarta. Sejak pagi, para pewarta foto Kompas mengawal unjuk rasa tersebut.