Buah Ketekunan Profesor Kun
Mereka menghayati sastra dengan mendengar, menatap, atau menonton. Ini menempatkan sastra sebagai pendulum imajinasi, di mana lakon atau narasi mengendap menjadi memori.
Pada era 1990-an, seorang anak muda kalem selalu muncul dalam setiap perhelatan para sastrawan di Bali. Ia duduk nyempil dan malu-malu di antara para aktivis sastra yang berbusa-busa berdiskusi. Hampir-hampir tak ada yang menyapanya. Kali lain, anak muda ini muncul dalam gelaran pameran para perupa sohor seperti Made Wianta, Nyoman Erawan, Nyoman Gunarsa, bahkan para maestro seni dari masa Pita Maha.
Tahun 2001 I Wayan ”Kun” Adnyana menjadi Ketua Senat Mahasiswa STSI (sekarang ISI Denpasar). Pada masa kepemimpinannya, Keluarga Mahasiswa Seni Rupa (Kamasra) STSI Denpasar mencetuskan gerakan seni rupa (sosial) ”Mendobrak Hegemoni”.