logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊSumur-sumur Minyak Bumi yang...
Iklan

Sumur-sumur Minyak Bumi yang Menganggur Disorot

Pertamina bisa konsentrasi pada lapangan-lapangan migas yang besar, sedangkan yang kecil-kecil ditangani swasta nasional dan badan usaha milik daerah. Dengan begitu, kapasitas nasional bisa terbentuk.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
Β· 1 menit baca
Pekerja mengecek pengeboran sumur minyak RDG-059 PT Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field di Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Selasa (5/11/2019). Sumur tersebut merupakan sumur ke-59 di kawasan Randegan dengan produksi bisa mencapai sekitar 300 barel setara minyak dalam sehari.
ABDULLAH FIKRI ASHRI

Pekerja mengecek pengeboran sumur minyak RDG-059 PT Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field di Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Selasa (5/11/2019). Sumur tersebut merupakan sumur ke-59 di kawasan Randegan dengan produksi bisa mencapai sekitar 300 barel setara minyak dalam sehari.

JAKARTA, KOMPAS β€” Dorongan pemerintah agar PT Pertamina (Persero) melepas atau melakukan kerja sama operasi yang optimal terhadap lapangan atau sumur minyak dan gas bumi tidak produktif dinilai sebagai langkah positif. Hal itu diharapkan menekan gap antara realisasi produksi dan target 1 juta barel minyak pada 2030. Perangkat regulasi dibutuhkan.

Praktisi migas Hadi Ismoyo, dihubungi dari Jakarta, Selasa (26/9/2023), mengatakan, saat ini, Pertamina memegang 70 persen wilayah kerja (WK) migas di Indonesia. Namun, ada banyak lapangan idle (menganggur) atau marginal yang tak menjadi prioritas. Sementara pemerintah berkepentingan memenuhi target produksi 1 juta barel minyak pada 2030.

Editor:
AUFRIDA WISMI WARASTRI
Bagikan