logo Kompas.id
EkonomiPembangunan Pembangkit Listrik...
Iklan

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Masih Hadapi Tantangan

Membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia tidak semudah membalikkan telapak tangan. Selain masih banyak menuai pro dan kontra, biaya yang dibutuhkan juga tidak sedikit.

Oleh
Agustinus Yoga Primantoro
· 0 menit baca
Ruang kontrol di pembangkit tenaga nuklir terapung atau Floating Nuclear Power Plant (FNPP) “Akademik Lomonosov” yang tertambat di dermaganya di Pevek, Chaunskaya Bay, Laut Siberian Timur, Chukotka, Rusia.
ROSATOM

Ruang kontrol di pembangkit tenaga nuklir terapung atau Floating Nuclear Power Plant (FNPP) “Akademik Lomonosov” yang tertambat di dermaganya di Pevek, Chaunskaya Bay, Laut Siberian Timur, Chukotka, Rusia.

JAKARTA, KOMPAS — Indonesia dinilai mampu untuk mulai membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN berskala kecil. Namun, pembangunan PLTN belum dapat direalisasikan dalam waktu dekat lantaran terkendala biaya dan persetujuan dari masyarakat. Sampai saat ini, pemerintah masih membahas hal itu dalam Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan atau RUU EBET.

Asosiasi Nuklir Dunia (WNA) menyebut, PLTN memasok listrik global sedikitnya 2.653 terawatt hour (TWh) pada tahun 2021 atau setara 10 persen dari total pasokan listrik dunia sebesar 26.833 TWh. Dengan jumlah ini, nuklir berada di posisi keempat sebagai energi yang memasok listrik dunia setelah batubara, gas, dan air.

Editor:
MUHAMMAD FAJAR MARTA
Bagikan